PESANTREN DAN PENGEMBANGAN WATAK PRODUKTIF
Oleh : Khairul Anam (Ketua Umum PP.IKSASS)
Rentan waktu dari Tahun 2011 sampai 2012 merupakan era baru dunia
pendidikan kejuruan di indonesia, pada tahun inilah maha karya dari tangan –
tangan ulet anak bangsa bisa kita raskan, mulai dari Mobil, Motor, Komputer,
Personal Computer (PC) dll. Hal ini tentunya merupakan sebuah keberhasilan
pendidikan Indonesia, terutama pendidikan kejuruan yang bisa mencetak siswa
produktif. Namun yang perlu diperhatikan, hal tersebut hanya bisa dilakukan
oleh sekolah – sekolah dengan sistem parsial “yang ada diluar Pondok
Pesantren” sedangkan lembaga pendidikan yang berada di dalam pesantren, selama ini masih
belum menunjukkan hasilnya ke halayak ramai.
Sejarah di Indonesia mencatat bahwa sistem pendidikan yang
dikembangkan Pondok Pesantren merupakan sebuah sistem pendidikan tertua yang
sampai saat ini keberadaannya masih eksis dan bahkan menjadi percontohan
pendidikan nasional (pendidikan karakter).
Tentu hal ini merupakan sebuah kebanggaan bagi dunia pendidikan
pesantren di satu sisi, tapi disisi yang lain, hal ini merupakan cambuk bagi
pesantren agar bisa mengembangkan pola – pola lama sehingga tidak akan terhapus
oleh zaman.
Desentralisasi pendidikan pesantren pada saat ini yang dikembangkan
oleh banyak pesantren besar di indonesia, merupakan jawaban dari kaum sarungan
untuk bisa juga berperan dalam mensukseskan pembangunan nasional khususnya
untuk menyiapkan santri – santri yang produktif diranah industri dan tekhnologi,
dengan tidak menghilangkan identitas kesalafannya. Pesantren mencoba mengaktualisasikan
dirinya untuk bisa menopang tantangan zaman sekarang.
Pada perkembangan selanjutnya, pesantren juga mengembangkan
pendidikan kejuruan untuk menyiapkan santri – santri produktif yang bisa
bersaing dengan siswa yang ansich menimba ilmu diluar pesantren. Banyak
pengembangan yang dilakukan oleh pesantren dalam hal kejuruan ini, salah satu
contohnya adalah pengembangan sekolah menengah kejuruan dibeberapa pesantren
besar maupun kecil. Namaun pengembangan yang dilakukan oleh pesantren dalam
bidang kejuruan tidak mampu menunjukkan keberhasilan santrinya yang bisa
dilihat secara nyata seperti halnya apa yang telah dihasilkan oleh siswa –
siswa yang ada diluar pesantren. Padahal
ketika dilihat dari aspek sistem pendidikan dipesantren, banyak kelebihan yang
dimiliki oleh sistem pendidikan pesantren yang bisa menopang dan mendukung para
santrinya untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya. berikut akan diutarakan
beberapa kelebihan pesantren yang apabila dimanfaatkan akan menghasilkan keluaran
pesantren yang bisa bersaing dalam kehidupan globalisasi ini,
1. Totalitas dalam belajar
Secara tekhnis Gusdur mengartikan
pesantren adalah “tempat di mana para santri tinggal”. Frasa ini
merupakan gambaran paling penting dari pesantren, yairu sebagai suatu
lingkungan pendidikan dalam pengertian yang menyeluruh. Pesantren mirip dengan
akademi militer dalam arti mereka yang menyantri disebuah pesantren mengalami
situasi yang totalitas. Dibandingkan dengan pendidikan parsial yang ditawarkan
oleh sistem pendidikan publik indonesia sekarang yang menjadi kultur pendidikan
umum masih ada kecendrungan siswanya tidak total dalam pengembangan dirinya.
Kaitannya degan itu semua, Ketika kita membaca berita tentang
keberhasilan anak – anak SMK di jogja yang bisa merakit sebuah mobil yang
monumental. Tentunya pikiran pertama dibenak para pembaca adalah kefokusan para
siswa dalam menggeluti proyek pembuatan mobil tersebut. Oleh karena itu hal ini
sebetulnya sebuah kisah yang klise ketika dibicarakan di dunia pesantren,
pesantren merupakan lembaga pendidikan yang ansich dalam mengembangkan keilmuan
para santrinya, dipesantren ini, santri dicoba untuk bisa mengembangkan
kemampuannya dengan tanpa memikirkan hal – hal lain yang ada disekitarnya. Coba
kita bandingkan dengan siswa yang ada diluar pesantren, mereka masih disibukkan
dengan pekerjaan rumah, kegiatan – kegiatan ekstra dimasyarakat dan lain
sebagainya, tapi pada kenyataannya mereka bisa menghasilkan karya monumental.
Pesantren? Santrinya sudah fokus, tidak dibebani pekerjaan rumah tapi tidak
menghasilkan apa – apa.
2. Gampangnya kerja kelompok
Manusia
merupakan makhluk sosial. Oleh karena itu, sungguh sangat tidak masuk akal
sekali kalau sebuah karya monumental yang besar bisa dihasilkan hanya dangan
seorang diri. Pada tahun 2011 kemarin kita banyak mendengar kabar bahwa siswa
sekolah SMK telah mampu memproduksi alat – alat kebutuhan manusia. Setelah
ditelusuri tidak satupun dari hasil produksi tersebut dihasilkan oleh
perorangan, semuanya dihasilkan dari kerja tim atau kerja kelompok.
Pondok pesantren adalah sebuah lembaga pendidikan yang mengharuskan
santrinya berada dalam sebuah komplek besar dan kemudian bisa melakukan
interaksi antar santri. Kalau melihat fenomena tersebut, tentu kita berfikir
bahwa dipondok pesantren itu ada banyak peluang untuk kerja kelompok, karena
semua santri berada dalam satu tempat, sehingga banyak waktu yang bisa
dimanfaatkan oleh santri untuk memikirkan dan bekerja bersama – sama untuk menghasilkan
sesuatu yang besar tanpa dibatasi oleh waktu dan tempat. Inilah salah satu
kelebihan pesantren jika dibandingkan dengan sistem pendidikan parsial. Tapi
dalam kenyataannya hal itu tidak bisa dimanfaatkan oleh kaum santri yang
meskipun pada kehidupan kesehariannya selalu hidup dalam kelompok – kelompok
tertentu.
3. Banyak ruang untuk melakukan konsultasi
Kalau kita berkunjung ke pesantren – pesantren di indonesia, kita
tidak akan kesulitan untuk mencari guru – guru yang mengajar para santri yang
mondok dipesantren tersebut, karena pada biasanya semua guru yang ditugasi
mengajar telah dilengkapi fasilitasnya oleh pesantren. Hal ini tentunya
mengandung banyak makna positif yang apabila dimanfaatkan akan menjadi sebuah
solusi untuk menyelesaikan masalah santri. Bandingkan dengan keberadaan
pendidikan diluar pesantren, para siswa tidak bisa segampang para santri untuk
mendatangi gurunya, banyak hal yang menjadi penyebab kesulitan tersebut, contoh
kecilnya adalah masalah tempat tinggal antara siswa dan guru berjauhan,
sehingga waktu melakukan konsultasi kepada guru tidak seluas waktu yang
dimiliki oleh santri dan guru yang ada dipesantren.
Jika dilihat dari ketiga aspek kelebihan yang dimiliki pesantren
dalam mengembangkan bakat santrinya untuk bisa bersaing dengan siswa non
pesantren, sangatlah mungkin susuatu yang dihasilkan oleh siswa yang santri
bisa melebihi apa yang telah dihasilkan oleh siswa non pesantren yang selama
ini merajai media dengan karya monumentalnya. Sekarang terserah kita sendiri
para santri, “relakah kita terhadap konsep yang ada dipesantren dicuri oleh
siswa non pesantren, lantaran keteledoran kita tidak memanfaatkan konsep itu”
. Selanjutnya khusus bagi siswa SMK Ibrahimy, tidak menutup kemungkinan pada
era selanjutnya akan menghasilkan sebuah software jaringan sosial yang islami
untuk menyaingi Facebook dalam dunia maya dalam bidang TKJ. Serta Menawrakan
sebuah sistem keuangan syari’ah yang bisa dikembangkan oleh siswa akuntasni,
dan lain sebagainya. Tentunya dengan bisa memanfaatkan secara optimal kelebihan
– kelebihan yang dimiliki oleh sistem pendidikan di pesantren.
0 komentar:
Posting Komentar