Senin, 15 Oktober 2012

Pesantren dan Pembentukan Watak Produktif


PESANTREN DAN PENGEMBANGAN WATAK PRODUKTIF
Oleh : Khairul Anam (Ketua Umum PP.IKSASS)

Rentan waktu dari Tahun 2011 sampai 2012 merupakan era baru dunia pendidikan kejuruan di indonesia, pada tahun inilah maha karya dari tangan – tangan ulet anak bangsa bisa kita raskan, mulai dari Mobil, Motor, Komputer, Personal Computer (PC) dll. Hal ini tentunya merupakan sebuah keberhasilan pendidikan Indonesia, terutama pendidikan kejuruan yang bisa mencetak siswa produktif. Namun yang perlu diperhatikan, hal tersebut hanya bisa dilakukan oleh sekolah – sekolah dengan sistem parsial “yang ada diluar Pondok Pesantren” sedangkan lembaga pendidikan yang  berada di dalam pesantren, selama ini masih belum menunjukkan hasilnya ke halayak ramai.
Sejarah di Indonesia mencatat bahwa sistem pendidikan yang dikembangkan Pondok Pesantren merupakan sebuah sistem pendidikan tertua yang sampai saat ini keberadaannya masih eksis dan bahkan menjadi percontohan pendidikan nasional (pendidikan karakter).  Tentu hal ini merupakan sebuah kebanggaan bagi dunia pendidikan pesantren di satu sisi, tapi disisi yang lain, hal ini merupakan cambuk bagi pesantren agar bisa mengembangkan pola – pola lama sehingga tidak akan terhapus oleh zaman.
Desentralisasi pendidikan pesantren pada saat ini yang dikembangkan oleh banyak pesantren besar di indonesia, merupakan jawaban dari kaum sarungan untuk bisa juga berperan dalam mensukseskan pembangunan nasional khususnya untuk menyiapkan santri – santri yang produktif diranah industri dan tekhnologi, dengan tidak menghilangkan identitas kesalafannya. Pesantren mencoba mengaktualisasikan dirinya untuk bisa menopang tantangan zaman sekarang.
Pada perkembangan selanjutnya, pesantren juga mengembangkan pendidikan kejuruan untuk menyiapkan santri – santri produktif yang bisa bersaing dengan siswa yang ansich menimba ilmu diluar pesantren. Banyak pengembangan yang dilakukan oleh pesantren dalam hal kejuruan ini, salah satu contohnya adalah pengembangan sekolah menengah kejuruan dibeberapa pesantren besar maupun kecil. Namaun pengembangan yang dilakukan oleh pesantren dalam bidang kejuruan tidak mampu menunjukkan keberhasilan santrinya yang bisa dilihat secara nyata seperti halnya apa yang telah dihasilkan oleh siswa – siswa yang ada diluar pesantren.  Padahal ketika dilihat dari aspek sistem pendidikan dipesantren, banyak kelebihan yang dimiliki oleh sistem pendidikan pesantren yang bisa menopang dan mendukung para santrinya untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya. berikut akan diutarakan beberapa kelebihan pesantren yang apabila  dimanfaatkan akan menghasilkan keluaran pesantren yang bisa bersaing dalam kehidupan globalisasi ini,


1.      Totalitas dalam belajar
Secara tekhnis Gusdur mengartikan  pesantren adalah “tempat di mana para santri tinggal”. Frasa ini merupakan gambaran paling penting dari pesantren, yairu sebagai suatu lingkungan pendidikan dalam pengertian yang menyeluruh. Pesantren mirip dengan akademi militer dalam arti mereka yang menyantri disebuah pesantren mengalami situasi yang totalitas. Dibandingkan dengan pendidikan parsial yang ditawarkan oleh sistem pendidikan publik indonesia sekarang yang menjadi kultur pendidikan umum masih ada kecendrungan siswanya tidak total dalam pengembangan dirinya.
Kaitannya degan itu semua, Ketika kita membaca berita tentang keberhasilan anak – anak SMK di jogja yang bisa merakit sebuah mobil yang monumental. Tentunya pikiran pertama dibenak para pembaca adalah kefokusan para siswa dalam menggeluti proyek pembuatan mobil tersebut. Oleh karena itu hal ini sebetulnya sebuah kisah yang klise ketika dibicarakan di dunia pesantren, pesantren merupakan lembaga pendidikan yang ansich dalam mengembangkan keilmuan para santrinya, dipesantren ini, santri dicoba untuk bisa mengembangkan kemampuannya dengan tanpa memikirkan hal – hal lain yang ada disekitarnya. Coba kita bandingkan dengan siswa yang ada diluar pesantren, mereka masih disibukkan dengan pekerjaan rumah, kegiatan – kegiatan ekstra dimasyarakat dan lain sebagainya, tapi pada kenyataannya mereka bisa menghasilkan karya monumental. Pesantren? Santrinya sudah fokus, tidak dibebani pekerjaan rumah tapi tidak menghasilkan apa – apa.
2.      Gampangnya kerja kelompok
Manusia merupakan makhluk sosial. Oleh karena itu, sungguh sangat tidak masuk akal sekali kalau sebuah karya monumental yang besar bisa dihasilkan hanya dangan seorang diri. Pada tahun 2011 kemarin kita banyak mendengar kabar bahwa siswa sekolah SMK telah mampu memproduksi alat – alat kebutuhan manusia. Setelah ditelusuri tidak satupun dari hasil produksi tersebut dihasilkan oleh perorangan, semuanya dihasilkan dari kerja tim atau kerja kelompok.
Pondok pesantren adalah sebuah lembaga pendidikan yang mengharuskan santrinya berada dalam sebuah komplek besar dan kemudian bisa melakukan interaksi antar santri. Kalau melihat fenomena tersebut, tentu kita berfikir bahwa dipondok pesantren itu ada banyak peluang untuk kerja kelompok, karena semua santri berada dalam satu tempat, sehingga banyak waktu yang bisa dimanfaatkan oleh santri untuk memikirkan dan bekerja bersama – sama untuk menghasilkan sesuatu yang besar tanpa dibatasi oleh waktu dan tempat. Inilah salah satu kelebihan pesantren jika dibandingkan dengan sistem pendidikan parsial. Tapi dalam kenyataannya hal itu tidak bisa dimanfaatkan oleh kaum santri yang meskipun pada kehidupan kesehariannya selalu hidup dalam kelompok – kelompok tertentu.
3.      Banyak ruang untuk melakukan konsultasi
Kalau kita berkunjung ke pesantren – pesantren di indonesia, kita tidak akan kesulitan untuk mencari guru – guru yang mengajar para santri yang mondok dipesantren tersebut, karena pada biasanya semua guru yang ditugasi mengajar telah dilengkapi fasilitasnya oleh pesantren. Hal ini tentunya mengandung banyak makna positif yang apabila dimanfaatkan akan menjadi sebuah solusi untuk menyelesaikan masalah santri. Bandingkan dengan keberadaan pendidikan diluar pesantren, para siswa tidak bisa segampang para santri untuk mendatangi gurunya, banyak hal yang menjadi penyebab kesulitan tersebut, contoh kecilnya adalah masalah tempat tinggal antara siswa dan guru berjauhan, sehingga waktu melakukan konsultasi kepada guru tidak seluas waktu yang dimiliki oleh santri dan guru yang ada dipesantren.

Jika dilihat dari ketiga aspek kelebihan yang dimiliki pesantren dalam mengembangkan bakat santrinya untuk bisa bersaing dengan siswa non pesantren, sangatlah mungkin susuatu yang dihasilkan oleh siswa yang santri bisa melebihi apa yang telah dihasilkan oleh siswa non pesantren yang selama ini merajai media dengan karya monumentalnya. Sekarang terserah kita sendiri para santri, “relakah kita terhadap konsep yang ada dipesantren dicuri oleh siswa non pesantren, lantaran keteledoran kita tidak memanfaatkan konsep itu” . Selanjutnya khusus bagi siswa SMK Ibrahimy, tidak menutup kemungkinan pada era selanjutnya akan menghasilkan sebuah software jaringan sosial yang islami untuk menyaingi Facebook dalam dunia maya dalam bidang TKJ. Serta Menawrakan sebuah sistem keuangan syari’ah yang bisa dikembangkan oleh siswa akuntasni, dan lain sebagainya. Tentunya dengan bisa memanfaatkan secara optimal kelebihan – kelebihan yang dimiliki oleh sistem pendidikan di pesantren.

0 komentar:

Posting Komentar